Pernahkah kamu mengalami lupa? Kamu lagi miki-mikir, mengingat-ingat
jawabannya? Nah lohhh….. gejala yang namanya lupa itu. Masih berfikir dan
mengingat-ingat lagi? Jangan-jangan tingkatnya bukan sekedar lupa, tapi sudah
kamu upgrade jadi pelupa. Hehehe. Na’udzu billah min dzalik.
Siapakah sih yang belum pernah mengalami lupa seumur hidupnya? Lupa itu
nikmat Allah juga lho! Kamu kita lagi makan teringat hal-hal yang ndak
enak-enak, makannya pun biasanya jadi kurang enak. Jangankan lagi makan yang kita
anggap kurang enak. Lagi makan dengan menu yang serba enak bin lezat saja bisa turun
derajat kelezatanya yang katanya “mak nyuuusss” itu. Coba bayangkan kalau pas lagi
makan kok tiba-tiba teringat tangan yang baru buat cebok atau nyebokin anak, teringat
WC mampet di pom bensin yang kita siram malah TA+1 pada hancur nyebar ke
mana-mana (Cukup segini saja. Aku sendiri ndak tahan. hehehe). Alhamdu lillah,
untung kita masih diberi nikmat lupa. Sehingga ketika beraktifitas A misalnya,
kita terlupakan dengan aktifitas B, C, D, dan lain-lainnya yang dapat “mengganggu”
kelancaran aktifitas A.
‘Ala fikrah alias By the way, kamu masih mikirin jawaban soal
pembuka di atas? Ndak papa! Kamu masih manusia normal kan? hehehe.
Ada yang menarik ketika kata manusia dikaji dari sisi linguistik. Di dalam
Al-Jami’ li Ahkami Al-Qur;an, Imam Al-Qurthubiy menuturkan beberapa pedapat tentang pengertian atau arti manusia
dari sudut bahasa.
Ada yang mengatakan bahwa An-Nas (الناس) berasal dari kata an-Naus (النوس) yang berarti bergerak (الحركة). Dan juga ada yang mengatakan bahwa an-Nas
berasal dari kata nasiya (نسي)
yang berarti lupa. Ibnu ‘Abbas berkata: ”Adam lupa pada janji Allah, maka ia
dinamai insan (انسان)”.
Nabi Adam digariskan oleh Allah memiliki umur seribu tahun. Ketika
dia diberi tahu oleh Allah bahwa umur Nabi Dawud cuma enam puluh tahun, Nabi
Adam meminta pada Allah agar umurnya dikurangi empat puluh tahun untuk
diberikan pada Nabi Dawud. Ketika malaikat maut menemui Nabi Adam, Nabi Adam
berkata: “Sungguh engkau telah tergesa-gesa. Aku telah ditetapkan Allah
memiliki umur seribu tahun”. Malaikat Maut menjawab:”Ya benar! Tapi engkau
telah memberikan enam puluh tahun dari umurmu untuk anakmu Dawud”. Lalu adam
mengingkarinya, akhirnya anak keturunannya pun (suka) ingkar, dan dia lupa,
anak keturunannya pun (sering) lupa.
Tapi
kalau kamu suka lupa alias banyak lupanya dari pada ingatnya, jangan
menjustifikasi apa yang sering kamu lupakan dengan menganggap itu lumrah-lumrah
saja karena sudah bawaan dari sononya! Lumrah, tapi diusahakan semaksimal
mungkin untuk tidak melupakan. Lebih-lebih terhadap hal-hal yang penting untuk
tidak dilupakan. Seperti namamu, jenis kelaminmu, dan hutangmu. Dan di atas
semuanya, jangan sampai kamu lupa pada Allah dan Rasul-Nya yang senantiasa
tidak lupa untuk menunjukkan jalan keselamatanmu. Selamat dunia dan akiratmu!
(mf)
---------------------------------Sumber inspirasi:
[1] Al-Qurthubiy, al-Jami’ li Ahkami al-Qur;an, (Ciro: Dar
al-Kutub al-Mishriyyah, 1384 H/ 1964 M), Juz 1, hal. 192-193
[2] Abu ‘Isa, Muhammad ibn ‘Isa At-Tirmidziy,
Sunan at-Tirmidziy, (Beirut: Dar al-Gharbi al-Islamiy, 1998, al-Maktabah
al-Syamilah), Juz 5, hal. 313
0 comments:
Post a Comment